Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hanya Ada Ibu Terbaik di Dunia


http://www.septembermccarthy.com/2012/05/the-protecter-of-my-heart-my-mothers-day-gift/

Masa kecil saya lebih banyak dihabiskan di rumah dengan banyak larangan dan hukuman. Tidak belajar: cubit, prestasi menurun; larangan bermain, berontak: diguyur air. Bekas kebiruan hasil cubitan bahkan tak terhitung dengan jari. Atau bekas rotan yang memanjang di kaki. Pernah suatu malam diikat di pohon mangga belakang rumah, ditinggal sendirian dengan kondisi semua pintu rumah terkunci. Bermain juga tidak boleh seenaknya. Ada jam bermain yang harus ditaati. Larangan ini itu sudah menjadi makanan sehari-hari. 

Sejak kecil sakit-sakitan membuat saya tidak boleh kelelahan. Capek sedikit, sesak menyerang. Makanan juga tidak boleh sembarangan. Percernaan bisa berantakan. Karena itu ibu selalu menyempatkan memasak makanan sendiri. Sesibuk apapun, ibu tak pernah lupa menyiapkan susu yang dicampur kuning telur ayam kampung setiap pagi. Juga vitamin yang rutin diminum setiap hari. 

Panas sedikit, dokter: batuk sedikit: dokter. Sudah sangat terbiasa minum obat-obatan. Saya minum tanpa banyak keluhan. Di saat itu akan terlihat bagaimana seorang ibu yang sudah lelah dengan berbagai kesibukan tak akan tinggal diam ketika sang anak kesakitan. Anjuran untuk rawat inap ditolak penuh kesungguhan. Ibu bertekad merawat saya sendiri, karena ibu tahu tempat terbaik bagi saya adalah di rumah.

Hidup seringkali tidak mudah, tapi tidak sekalipun saya melihat airmata jatuh melewati pipinya. Garis-garis halus mempertegas kekakuan di wajahnya. Suatu hari saat badai itu datang saya masih duduk di sekolah dasar, butiran-butiran kecil itu akhirnya manetes tanpa jeda. Ibu berhari-hari diam seribu bahasa. Tak pernah menyadari bahwa kasih dan cinta itu selalu ada, nyata tanpa cela. Hingga beberapa hari kemudian darah segar mengalir dari mulutnya yang masih tertutup rapat. Tak tahu apa yang terjadi, saya menangis menjadi-jadi. Pikiran aneh mulai mengisi otak ini. Saya berteriak pada Tuhan, jangan ambil orang yang begitu saya cintai. Saya cium wajahnya berkali-kali, memohon maaf tiada henti. Mengutuk diri bahwa saya belum pernah sekalipun berbakti. Segala luka dan sakitnya raga ini tidak lagi berarti. Jika ibu pergi, bawa saya bersama. Karena hidup sia-sia jika tidak bisa bersama.

Ternyata peristiwa itu adalah cara Tuhan untuk menunjukkan cinta. Cinta yang jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkan. Ketika ibu membuka mata, senyuman tersungging di wajahnya. Saat itu saya merasa menjadi anak paling beruntung di dunia. Terima kasih Tuhan telah menciptakan untuk saya malaikat terbaik di dunia. Mungkin kata-katanya seringkali menyakitkan, tapi jauh di lubuk hati kasih sayangnya melebihi dunia dan seisinya.

Setelah itu, kalimat-kalimat yang ibu lontarkan masih sedikit menyakitkan. Tapi sudah tak ada lagi cubitan, pukulan apalagi rotan. Sesekali perhatikan kerutan di wajahnya yang kian menua, ada  tanda cinta disana. Juga pengorbanan di tiap tetes keringatnya. Tatap matanya yang bercahaya, mungkin dia menyimpan rasa sakit yang enggan dia ungkapkan. Rasa sakit yang hanya dia simpan sendiri karena tidak ingin menimbulkan kekhawatiran. Dekap erat tubuhnya, ada kehangatan disana. Dengarkan irama jantungnya, berdetak bersama doa penuh pengharapan akan masa depan. Sungguh tak ada lagi yang ibu inginkan kecuali kebahagiaan untuk buah hati tersayang. Masihkan nasehat dari seorang ibu kamu abaikan? Atau sebuah omelan panjang membutakanmu untuk melihat kasih sayang? Silahkan berpikir ulang, mungkin kamu masih belum memahami arti dari sebuah cinta, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SKYSCRAPER




Adrian Smith + Gordon Gill

Skyscraper..
Entah kenapa aku memilih nama ini
Mungkin karena aku berharap agar sekokoh pencakar langit
Meskipun suatu kali dia jatuh, dia akan kembali berdiri tegak, tanpa cela
Karena tak ada yang bisa mengalahkan keteguhannya.

Mungkin karena aku ingin menjulang tinggi menembus awan
Menantang rintik hujan dan petir yang menyambar
Melawan hembusan angin hingga terpaan badai
Melewati banyak bencana dengan begitu tegar

Akan ku genggap erat setiap luka
tak akan lelah meski hingga berdarah
Bahkan jika terjatuh hingga dasar terdalam
Aku akan kembali ke tempat dimana seharusnya aku berdiri

Kau bisa saja merusak segalanya
Kau bisa saja membuatku berpikir bahwa tidak ada yang tersisa
Bahwa kesempatan sudah tak lagi ada
Tapi akan ku lawan setiap ketakutan terbesar
Karena aku yakin Tuhan tidak pernah diam,
Dia sedang menjalankan rencana terbaik-Nya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS